TUGAS
KELOMPOK 2
SIFAT-SIFAT
KOLOID
EFEK TYNDALL
ELMA
ANGGRAYNI
XI
MIA 5
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan
berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena
ukuran molekul koloid yang cukup besar.
Efek Tyndall merupakan satu bentuk
sifat optik yang dimiliki oleh sistem koloid. Pada tahun 1869, Tyndall
menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka
berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama
dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan
tampak. Singkat kata efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh
sistem koloid.
|
Jadi pada koloid, jika cahaya mengenai koloid tersebut
maka cahaya akan mengenai partikel koloid dan cahaya akan mengalami
penghamburan. Namun ketika cahaya keluar dari koloid dan mengenai layar maka
akan terlihat lebih buram
Menurut Lord Rayleigh, ukuran partikel dan konsentrasi partikel
koloid berpengaruh terhadap intensitas hamburan cahaya. Semakin besar
konsentrasi dan ukuran partikel dan ukuran partikel koloid, semakin bertambah
intensitas cahaya yang dihamburkan
Efek Tyndall terjadi karena partikel koloid yang berupa ion atau
molekul dengan ukuran cukup besar, mampu menghamburkan cahaya yang diterimanya
kesegala arah, meskipun partikel koloidnya tidak tampak. Namun, efek tyndall
tidak terjadi pada larutan sejati, melainkan akan diteruskan. Hal ini terjadi
dikarenakan ukuran partikel zat terlarutnya terlalu kecil sehingga tidak dapat
menghamburkan cahaya. Efek tyndall juga tidak terjadi pada suspensi, karena
partikel-partikel suspensi akan memantulkan cahaya
v Contohnya dalam kehidupan
sehari-hari
Ø
Di bioskop, jika
ada asap mengepul maka cahaya proyektor akan terlihat lebih terang. Hal ini
terjadi karena asap berperan sebagai koloid. Sehingga cahaya proyektor terlihat
terang. Namun ketika sampai di layar terlihat buram
Ø
Di daerah
berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas. Dalam hal ini kabut berperan
sebagai koloidnya. Hal ini juga sama dengan masalah lampu proyektor di bioskop
Ø
Sinar matahari
yang masuk melewati celah ke dalam ruangan berdebu, maka partikel debu akan
terlihat dengan jelas.
Ø
Terjadinya warna biru di langit pada sore hari dan warna jingga
pada sore hari.
Hal itu disebabkan oleh penghamburan
cahaya matahari oleh partikel koloid di angkasa dan tidak semua frekuensi dari
sinar matahari dihamburkan dengan intensitas sama.
Jika
intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi, maka pada
waktu siang hari ketika matahari melintas di atas kita frekuensi paling tinggi
(warna biru) yang banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna
biru. Sedangkan ketika matahari terbenam, hamburan frekuensi rendah (warna
merah) lebih banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna
jingga atau merah.
TUGAS
KELOMPOK 2
SIFAT-SIFAT
KOLOID
Gerak brown
DEA
VILIA S
XI
MIA 5
GERAK
BROWN
Gerak Brown adalah gerak
acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid yang menyebabkan koloid tetap
stabil, homogen dan tidak mengendap.
Gerak brown terjadi karena benturan
tidak teratur partikel koloid dan medium pendispersi. Benturan tersebut
mengakibatkan partikel koloid bergetar dengan arah yang tidak beraturan dan
jarak yang pendek.
Pertama kali diamati pada tahun 1827
oleh Robert Brown (1773-1858 ) seorang ahli biologi berkebangsaan
inggris pada saat mengamati serbuk sari. Menurut Einstein,suatu partikel
mikroskopis yang melayang dalam suatu medium pendispersi akan menunjukkan suatu
gerak acak atau gerak zig-zag.Gerakan ini oleh medium pendispersi yang menabrak
partikel terdispersi dari berbagai sisi dalam jumlah yang tidak sama untuk
setiap sisi.
Pada larutan,molekul terdispersi
memiliki ukuran yang sangat kecil dan hamper sama dengan ukuran molekul
pendispersi. Gerakan partikel terdispersi bukan terjadi karena ditabrak oleh
partikel pendispersi,melainkan disebabkan oleh molekul itu sendiri.
Pada suspensi,ukuran partikel
terdispersi sangat besar.adanya partikel pendispersi yang menabrak tidak
menyebabkan partikel terdispersi bergerak dan juga tidak menimbulkan getaran.
Pada suspensi,partikel terdispersi
banyak dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi sehingga partikel terdispersi lebih
banyak bergerak kebawah dan membentuk endapan.
Dari penelitian Brown,
ia mendapatkan beberapa fakta menarik terkait sifat gerakan partikel di dalam
cairan yang ia teliti, antara lain:
1) Gerak partikel tidak pernah berhenti
2) Gerak partikel tidak bergantung pada sifat hidup/mati dari medium penampungnya
3) Seluruh partikel bergerak secara acak, bahkan dua partikel yang sangat dekat pun tampak independen satu sama lain
4) Gerakan yang muncul akan semakin aktif jika ukuran partikel semakin kecil, atau temperatur semakin besar, atau cairan penampung sangat encer
Hanya saja, meskipun Brown mampu menemukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi gerak partikel tersebut, ia tidak mengerti apa yang menjadi sebab partikel-partikel berkelakuan seperti yang ia amati
Jauh sebelum Brown, sekitar tahun 1785, ilmuwan Belanda Jan Ingenhousz sebenarnya pernah mengamati gerakan serupa pada partikel batuan yang ditempatkan diatas alkohol. Namun, saat itu Ingenhousz belum menemukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi aktivitas gerakan partikel. Oleh karenanya, gerakan partikel yang acak ini dinamai sebagai gerak Brown untuk lebih menghargai kontribusi Brown.
1) Gerak partikel tidak pernah berhenti
2) Gerak partikel tidak bergantung pada sifat hidup/mati dari medium penampungnya
3) Seluruh partikel bergerak secara acak, bahkan dua partikel yang sangat dekat pun tampak independen satu sama lain
4) Gerakan yang muncul akan semakin aktif jika ukuran partikel semakin kecil, atau temperatur semakin besar, atau cairan penampung sangat encer
Hanya saja, meskipun Brown mampu menemukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi gerak partikel tersebut, ia tidak mengerti apa yang menjadi sebab partikel-partikel berkelakuan seperti yang ia amati
Jauh sebelum Brown, sekitar tahun 1785, ilmuwan Belanda Jan Ingenhousz sebenarnya pernah mengamati gerakan serupa pada partikel batuan yang ditempatkan diatas alkohol. Namun, saat itu Ingenhousz belum menemukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi aktivitas gerakan partikel. Oleh karenanya, gerakan partikel yang acak ini dinamai sebagai gerak Brown untuk lebih menghargai kontribusi Brown.
Gerak brown mempunyai
hubungan dengan Efek Tyndall, karena menjelaskan penyebab mengapa koloid
menyebarkan sinar. Misalnya, bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu disperse
koloid yang diamati melalui suatu mikroskop berkekuatan tinggi
(ultramikroskop), maka akan tampak partikel koloid sebagai partikel kecil uang
memantulkan sinar dan bergerak secara acak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak karena adanya benturan/tumbukan tidak teratur atau tidak seimbang dari partikel koloid terdispersi dengan medium pendispersi. Tumbukan antara partikel-partikel tersebut terjadi secara acak dan berlangsung ke segala arah. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukkan dengan partikel-partikel itu sendiri.
Gerak Brown pada sistem koloid menyebabkan partikel-partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya. Partikel-partikel koloid bergerak dengan kecepatan berbeda-beda. Gerakan partikelnya akan selalu lurus dan akan patah jika bertabrakan dengan partikel lainnya. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel dan kecepatannya, sehingga terjadi gerak zig-zag (gerak Brown). Peristiwa ini bisa kita amati dengan mikroskop ultra.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak karena adanya benturan/tumbukan tidak teratur atau tidak seimbang dari partikel koloid terdispersi dengan medium pendispersi. Tumbukan antara partikel-partikel tersebut terjadi secara acak dan berlangsung ke segala arah. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukkan dengan partikel-partikel itu sendiri.
Gerak Brown pada sistem koloid menyebabkan partikel-partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya. Partikel-partikel koloid bergerak dengan kecepatan berbeda-beda. Gerakan partikelnya akan selalu lurus dan akan patah jika bertabrakan dengan partikel lainnya. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel dan kecepatannya, sehingga terjadi gerak zig-zag (gerak Brown). Peristiwa ini bisa kita amati dengan mikroskop ultra.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerak Brown
1. Suhu (T) : semakin tinggi susu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown akan semakin lambat.
2. Partikel (α) : semakin kecil ukuran partikel koloid, maka semakin cepat gerak brown. Sebaliknya semakin besar ukuran partikel koloid, maka semakin lambat gerak Brown. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
3. Visikositas (η) : semakin kecil visikositas /kekentalan maka gerak Brown semakin cepat. Sebaliknya semakin besar visikositas kekentalan maka gerak Brown semakin lambat.
1. Suhu (T) : semakin tinggi susu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown akan semakin lambat.
2. Partikel (α) : semakin kecil ukuran partikel koloid, maka semakin cepat gerak brown. Sebaliknya semakin besar ukuran partikel koloid, maka semakin lambat gerak Brown. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
3. Visikositas (η) : semakin kecil visikositas /kekentalan maka gerak Brown semakin cepat. Sebaliknya semakin besar visikositas kekentalan maka gerak Brown semakin lambat.
Contoh
Gerak Brown dalam kehidupan sehari-hari
Susu
Gerak
Brown yang paling mudah dipahami adalah pada susu. Apabila susu didiamkan untuk
waktu beberapa lama, tidak akan didapati endapan.
1. Sistem koloid juga mempunyai sifat kinetic,
selain sifat optic. Sifat kinetik ini dapat terjadi karena disebabkan oleh gerakan
termal dan gravitasi.
2. Gerak brown menjelaskan penyebab koloid menyebarkan cahaya, sehingga memiliki hubungan dengan Efek Tyndall
3. Ternyata jika diamati dengan mikroskop ultra, partikel koloid senantiasa bergerak dengan patah-patah atau zig-zag
4. Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi.
5. Karena gerak aktif yang terus menerus, partikel koloid tidak memisah jika di diamkan.
2. Gerak brown menjelaskan penyebab koloid menyebarkan cahaya, sehingga memiliki hubungan dengan Efek Tyndall
3. Ternyata jika diamati dengan mikroskop ultra, partikel koloid senantiasa bergerak dengan patah-patah atau zig-zag
4. Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi.
5. Karena gerak aktif yang terus menerus, partikel koloid tidak memisah jika di diamkan.
NAMA : REZA LAILA NAJMI
KELAS : XI MIA 5
KELOMPOK : 2
MATERI :
PENGGUNAAN
ARANG AKTIF
(ELEKTROFORESIS)
Arang aktif merupakan contoh dari
adsorben yang dibuat dengan cara memanaskan arang dalam udara kering. Arang
aktif memiliki kemampuan untuk menjerap berbagai zat. Obat norit (obat sakit
perut) mengandung zat arang aktif yang berfungsi menjerap berbagai zat dan
racun dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan para topeng gas, lemari es
(untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk mengikat asap nikotin dan
tar)
Didalam penggunaan arang aktif
terdapat elektroforesis.
Elektroforesis
adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan
tingkat migrasinya. Prinsip kerja dari elektroforesis adalah adanya pergerakan
komponen bermuatan positif (+) pada kutub negatif (-) serta komponen
bermuatan negatif (-) pada kutub positif (+). Pegerakan yang terjadi disebut "elektrokinetik". Hasil yang didapatkan dari
elektroforesis adalaha elektroforegram yang memberikan informasi mengenai
seberapa cepat perpindahan komponen (tm) atau biasa disebut
kecepatan migrasi. Besaran yang digunakan sama dengan pada proses kromatografi.
A Jenis
elektroforesis
Elektroforesis kertas
adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase
gerak, terutama ialah ion-ion
kompleks. Pemisahan ini terjadi
akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan
partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensizat terlarut, luas penampang, tegangan
yang digunakan, konsentrasi elektrolit,
kekuatan ion, pH, viskositas, dan
adsorpsivitas zat terlarut.
Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan
gel sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis
gel dilakukan dengan medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang
dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai
gel media.
B
MANFAAT ELEKTROFORESIS
Ø Untuk
menentukan Muatan susu partokel koloid
Ø Untuk
memproduksi barang industri dan karet
Ø Mengurangi
pencemaran udara dengan pengendap elektrostatika
MUTIARA
PRATIWI
XI MIA 5
KELOMPOK 2
KOAGULASI
Koagulasi adalah
penggumpalan partikel koloid sehingga membentuk endapan karena kerusakan
stabilitas sistem koloid. Apabila muatan koloid dihilangkan, maka kestabilan koloid akan
berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Penghilangan
muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit
ditambahkan ke dalam sistem koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lam ke
dalam sel elektroforesis maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai
elektrode. Jadi, koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di anode,
sedangkan koloid yang bermuatan positif digumpalkan di katode.
Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut:
Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation),
sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion).
Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Apabila selubung
lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan menetralkan muatan
koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tariknya
dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
Gambar di atas memperlihatkan bahwa ion fosfat yang bermuatan 3-
tertarik lebih dekat daripada ion klorida yang bermuatan 1-, walaupun
konsentrasi ion fosfat itu lebih kecil.
Pemanasan, contohnya: santan yang di
panaskan.
Penambahan koagulan, contohnya pada pembuatan
tahu
Aktivitas mikroba atau enzim, contohnya pada
susu yang basi, dll.
NAMA :
FARKHAN SUSENO PUTRA
KELAS :
XI MIA 5
KELOMPOK :
2
MATERI :
CONTOH
PROSES KOAGULASI
(TELUR,
YOGHURT, DAN TAHU)
1. PEREBUSAN
TELUR
Telur
mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi berupa protein.
Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut
menggumpal.
2. Pembuatan Yoghurt
Susu dapat diubah menjadi yoghurt
melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang
menggumpal dan berasa asam. Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan
menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa menjadi
asam laktat (menyebabkan koagulasi protein susu dan membantu mengawetkan
yoghurt) dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus
bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus
thermophilus lebih berperan pada pembentukan citarasa yoghurt. Yoghurt
yang baik mempunyai total asam laktat sekitar 0,85-0,95%. Sedangkan derajat
keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah sekitar 4,5.
Pembuatan yogurt relatif mudah karena
mengandalkan bakteri apa saja yang ada pada susu segar saat itu, terutama
bakteri asam laktat pembuat yogurt. Sebelum digunakan untuk
pembuatan yoghurt, susu segar harus disterilkan (dipasteurisasi) dahulu dan kemudian
dibibiti sejumlah bakteri yogurt. Dengan demikian bakteri yang akan berkembang
biak adalah bakteri yogurt. Apabila bakteri yogurt ini cukup
"merajalela" dalam susu, kehadiran sebagian besar bakteri lain akan
dihambat oleh kondisi asam yang diciptakannya.
3.
Pembuatan
Tahu
Pada pembutan tahu dari kedelai,
mula-mulai kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu).
Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang disebut batu
tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
NAMA :
IVAN DESWONO
KELAS :
XI MIA 5
KELOMPOK :
2
MATERI :
CONTOH
ADSORPSI (PROSES MENGHILANGKAN BAU BADAN)
DAN
CONTOH
KOAGULASI (LATEKS, DELTA, ASAP DEBU)
v
PROSES MENGHILANGKAN BAU BADAN
Deodoran mengandung
aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau mengendapkan protein dalam
keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga
keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.
v PEMBUATAN
LATEKS
Getah karet dihasilkan
dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu dispersi koloid
fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat
besar (polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam
sol getah karet. Untuk mendapatkan karetnya, getah karet harus
dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya.
Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam formiat;
HCOOH atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan
pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion H+-nya akan
menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
v
Selanjutnya, gumpalan
karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih lanjut sebagai lembaran yang
disebut sheet atau diolah menjadi karet remah (crumb rubber). Untuk keperluan
lain, misalnya pembuatan balon dan karet busa, getah karet tidak
digumpalkan melainkan dibiarkan dalam wujud cair yang disebut lateks. Untuk
menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur dengan larutan amonia; NH3.
Larutan amonia yang bersifat basa melindungi partikel karet di dalam sol lateks
dari zat-zat yang bersifat asam sehingga sol tidak menggumpal.
v DELTA
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah
liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2,
dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka
ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat.
Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta
v ASAP
DEBU
Asap
dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung
logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 - 75.000).
Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion
tersebut akan diadsorbsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya,
partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pad aelektroda yang lainnya.
Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan yaitu,
mencegah udar oleh buangan beracun atau memperoleh kembali debu yang berharga
(misalnya debu logam)
No comments:
Post a Comment