BAB I
PENDAHULUAN
Pada materi
ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip kerja alat-alat
optik dengan cara menganalisis alat-alat optik secara kuantitatif serta
menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Anda memiliki kamera?
Meskipun Anda tidak memiliki kamera, tetapi setidaknya Anda pasti pernah
berhadapan dengan kamera, yakni ketika Anda difoto. Pernahkah Anda bertanya,
bagaimana kamera itu bekerja? Kamera merupakan salah satu alat optik. Dewasa
ini, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kualitas gambar yang
dihasilkan kamera semakin baik. Hasil foto pun dapat diolah lagi. Ketika Anda
difoto dengan latar belakang rumah Anda, hal tersebut dapat disulap menjadi
berlatar belakang menara Pissa atau Istana Negara. Hal ini tidak terlepas dari
berkembangnya kamera digital yang hasilnya dapat dibaca dan diolah dengan
bantuan komputer.
Bukan hanya
kamera yang termasuk alat optik, tetapi masih terdapat banyak benda yang
termasuk alat optik, seperti lup, mikroskop, dan teropong. Bahkan, mata kita
juga termasuk ke dalam alat optik. Bahkan, mata merupakan alat optik ciptaan
Tuhan yang tiada ternilai harganya. Anda dapat menikmati keindahan dunia berkat
mata. Anda juga dapat membaca tulisan ini karena mata. Oleh karena itu,
bersyukurlah kepada Tuhan.
A. RUMUSAN MASALAH
·
Apakah pengertian alat optik?
B. TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
·
Untuk memenuhi
tugas Mata Pelajaran
Fisika sebagai salah
satu syarat pembelajaran yang diajarkan.
·
Untuk memperdalam
pengetahuan penulis dalam
bidang Fisika, khususnya
tentang alat‐alat optik.
·
Untuk menjadi
acuan bagi penulis
dalam mengembangkan ketrampilan
dan kemampuan menulis khususnya
penulisan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN ALAT OPTIK
Alat
optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat
optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan
manusia untuk mengamati benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh
mata. Yang termasuk alat optik buatan diantaranya: kacamata, kamera, lup atau
pembesar, mikroskop, teropong, dan periskop.
II.
MACAM-MACAM
ALAT OPTIK
A.
Mata dan
Kacamata
1.
Mata
Mata merupakan alat optik alamiah,
ciptaan Tuhan yang sangat berharga. Diagram sederhana mata manusia adalah
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1(a). Bagian depan mata yang memiliki
lengkung lebih tajam dan dilapisi selaput cahaya disebut kornea. Tepat di
belakang kornea terdapat cairan (aquaeous humor). Cairan ini berfungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk ke mata. Intensitas cahaya yang masuk ke mata
diatur oleh pupil, yakni celah lingkaran yang dibentuk oleh iris. Iris sendiri
merupakan selaput yang selain berfungsi membentuk pupil, juga berfungsi sebagai
pemberi warna pada mata (hitam, biru, atau coklat). Setelah melewati pupil,
cahaya masuk ke lensa mata. Lensa mata ini berfungsi untuk membentuk bayangan
nyata sedemikian sehingga jatuh tepat di retina. Bayangan yang ditangkap retina
bersifat nyata dan terbalik.
Gambar 1. (a) Diagram sederhana mata manusia. (b)
Lensa mata membentuk bayangan nyata dan terbalik di retina.
|
Bayangan ini kemudian disampaikan ke
otak melalui syaraf optik dan diatur sehingga manusia mendapatkan kesan melihat
benda dalam kondisi tegak. Proses pembentukan bayangan pada mata diilustrasikan
pada Gambar 1(b).
Mata memiliki daya akomodasi, yakni
kemampuan untuk mengubahubah jarak fokus lensa mata sehingga bayangan benda
yang dilihat selalu jatuh tepat di retina. Jarak fokus lensa mata diubah dengan
cara mengatur ketebalannya (menipis atau menebal) yang dilakukan oleh otot
siliar. Daya akomodasi ini memungkinkan mata dapat melihat dengan jelas setiap
benda yang dilihatnya, meskipun jaraknya berbeda-beda di depan mata.
Akan tetapi, meskipun memiliki daya
akomodasi, mata memiliki keterbatasan jangkauan pandang. Mata tidak dapat
melihat benda yang terlalu dekat atau terlalu jauh. Sebagai contoh, mampukah
Anda melihat partikel debu yang masuk/menempel pada kornea mata Anda? Atau
sebaliknya, mampukah Anda melihat dengan jelas benda yang sangat jauh sekali?
Tentu tidak, bukan? Jarak titik terdekat dari mata yang masih dapat dilihat
dengan jelas disebut titik dekat, sedangkan jarak titik terjauh dari mata yang
masih dapat dilihat dengan jelas disebut titik jauh. Ketika mata melihat pada
titik dekatnya, mata dalam keadaan berakomodasi maksimum dan ketika mata
melihat pada titik jauhnya, mata dalam keadaan tanpa akomodasi.
Berdasarkan jangkauan pandang ini,
mata dibedakan menjadi mata normal (emetropi) dan mata cacat. Mata normal
memiliki jangkauan pandang dari 25 cm sampai takhingga. Dengan kata lain, titik
dekat mata normal adalah 25 cm, sedangkan titik jauhnya takhingga (jauh
sekali). Mata yang jangkauan pandangnya tidak sama dengan jangkauan pandang
mata normal disebut mata cacat, yang terdiri dari miopi, hipermetropi, dan
presbiopi.
Miopi atau rabun jauh adalah mata
yang hanya dapat melihat dengan jelas benda-benda dekat. Mata miopi memiliki
titik dekat lebih dekat dari 25 cm dan titik jauh terbatas pada jarak tertentu.
Miopi biasanya disebabkan oleh bola mata yang terlalu lonjong, bahkan
kadang-kadang lengkungan korneanya terlalu besar. Pada mata miopi, bayangan
benda jauh jatuh di depan retina, seperti diilustrasikan pada Gambar 2.
Akibatnya, bayangan benda jauh akan tampak kabur.
Hipermetropi atau rabun dekat adalah
mata yang tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas. Mata hipermetropi
memiliki titik dekat lebih jauh dari 25 cm dan titik jauhnya takhingga.
Meskipun dapat melihat dengan jelas benda-benda jauh, titik dekat yang lebih
besar dari 25 cm membuat mata hipermetropi mengalami kesulitan untuk membaca
pada jarak baca normal. Cacat mata ini disebabkan oleh bola mata yang terlalu
memipih atau lengkungan korneanya kurang. Ketika mata hipermetropi digunakan
untuk melihat benda-benda dekat, bayangan benda-benda ini akan jatuh di
belakang retina, seperti diilustrasikan pada Gambar 3. Akibatnya, bayangan
benda dekat menjadi terlihat kabur.
Presbiopi memiliki titik dekat lebih
jauh dari 25 cm dan titik jauh terbatas. Dengan demikian, penderita presbiopi
tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda jauh dan juga tidak dapat membaca
dengan jelas pada jarak baca normal. Umumnya, presbiopi terjadi karena faktor
usia (tua) sehingga otot siliarnya tidak mampu membuat lensa mata berakomodasi
normal seperti ketika ia masih muda. Selain ketiga jenis cacat mata tersebut,
ada lagi yang disebut astigmatisma. Pada penderita astigmatisma, benda titik
akan terlihat sebagai sebuah garis dan kabur, seperti diilustrasikan pada
Gambar 4. Hal ini terjadi karena lensa matanya tidak berbentuk bola, melainkan
berbentuk silinder.
2.
Kacamata
Kacamata merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengatasi cacat mata. Kacamata terdiri dari lensa cekung atau
lensa cembung, dan frame atau kerangka tempat lensa berada, seperti yang dapat
Anda lihat pada Gambar 5. Fungsi dari kacamata adalah mengatur supaya bayangan
benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata menjadi jatuh di titik
dekat atau di titik jauh mata, bergantung pada jenis cacat matanya. Di SMP,
Anda telah mempelajari bahwa jika sebuah benda berada di depan sebuah lensa,
bayangan akan dibentuk oleh lensa tersebut. Jauh dekatnya bayangan terhadap
lensa, bergantung pada letak benda dan jarak fokus lensa.
Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :
(1-1)
dengan :
S = jarak benda ke lensa (m),
S' = jarak bayangan ke lensa (m), dan
f = jarak fokus lensa (m).
dengan :
S = jarak benda ke lensa (m),
S' = jarak bayangan ke lensa (m), dan
f = jarak fokus lensa (m).
Selain itu, Anda juga pernah mempelajari kekuatan atau daya
lensa. Kekuatan atau daya lensa adalah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar
yang datang sejajar dengan lensa. Hubungan antara daya lensa dan kekuatan lensa
memenuhi persamaan :
P = 1 / f (1-2)
dengan :
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri), dan
f = jarak fokus lensa (m).
a. Kacamata
Berlensa Cekung untuk Miopi
Seperti telah dibahas sebelumnya,
mata miopi tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jauh atau titik
jauhnya terbatas pada jarak tertentu. Lensa kacamata yang digunakan penderita
miopi harus membentuk bayangan benda-benda jauh (S ~ ) tepat di titik jauh mata
atau S' = –PR, dengan PR singkatan dari punctum remotum, yang artinya titik
jauh. Tanda negatif pada S' diberikan karena bayangan yang dibentuk lensa
kacamata berada di depan lensa tersebut atau bersifat maya. Jika nilai S dan S'
tersebut Anda masukkan ke dalam Persamaan (1–1), diperoleh :
(1-3)
Persamaan (1–3) menunjukkan bahwa jarak fokus lensa kacamata
adalah negatif dari titik jauh mata miopi. Tanda negatif menunjukkan bahwa
keterbatasan pandang mata miopi perlu diatasi oleh kacamata berlensa\negatif
(cekung atau divergen).
Gambar 6. Bayangan benda jauh yang dibentuk lensa untuk
miopi harus jatuh di titik jauh mata.
Jika Persamaan (1–3) dimasukkan ke dalam Persamaan (1–2),
diperoleh :
(1-4)
dengan PR dinyatakan dalam satuan m (meter) dan P dalam
dioptri
Contoh Soal 1 :
Seseorang hanya mampu melihat benda dengan jelas paling jauh
pada jarak 2 m dari matanya. Berapakah kekuatan lensa kacamata yang
diperlukannya?
Kunci Jawaban :
Diketahui: titik jauh PR = 2 m, maka sesuai dengan Persamaan
(6–4), kekuatan lensa kacamatanya adalah :
b.
Kacamata
Berlensa Cembung untuk Hipermetropi
Karena hipermetropi tidak dapat
melihat benda-benda dekat dengan jelas, lensa kacamata yang digunakannya
haruslah lensa yang dapat membentuk bayangan benda-benda dekat tepat di titik
dekat matanya. Benda-benda dekat yang dimaksud yang memiliki jarak 25 cm di
depan mata. Oleh karena itu, lensa kacamata harus membentuk bayangan benda pada
jarak S = 25 cm tepat di titik dekat (PP, punctum proximum) atau S' = –PP.
Kembali tanda negatif diberikan pada S' karena bayangannya bersifat maya atau
di depan lensa.
Jika nilai S dan S' ini dimasukkan
ke dalam Persamaan (1–1) dan (1–2), diperoleh :
dengan PP dinyatakan dalam satuan
meter (m) dan P dalam dioptri. Karena PP > 0,25 m, kekuatan lensa P akan
selalu positif. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang bermata hipermetropi
perlu ditolong oleh kacamata berlensa positif (cembung atau konvergen).
Kacamata telah digunakan selama
hampir 700 tahun. Kacamata yang paling dini memiliki sepasang lensa cembung dan
dipakai oleh orang-orang yang menderita presbiopi atau rabun mata yang
menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat benda dengan jelas. Pada tahun 1784,
Benjamin Franklin menciptakan kacamata bifokal yang lensalensanya terdiri atas
dua bagian dan masing-masing memiliki jarak fokal yang berbeda. (Sumber:
Jendela Iptek, 1997)
Contoh Soal 2 :
Seseorang menggunakan kacamata
berkekuatan +2 dioptri agar dapat membaca seperti orang bermata normal. Berapa
jauhkah letak benda terdekat ke matanya yang masih dapat dilihatnya dengan
jelas?
Kunci Jawaban :
Letak benda terdekat ke mata yang
masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata tidak lain adalah titik dekat atau
punctum proximum (PP). Ambil jarak baca orang bermata normal 25 cm. Oleh karena
orang tersebut menggunakan lensa positif atau lensa cembung maka sesuai dengan Persamaan (1–5),
diperoleh :
sehingga diperoleh titik dekat
mata orang tersebut adalah PP = ½ m = 50 cm.
c. Kacamata untuk
Presbiopi dan Astigmatisma
Penderita presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan
hipermetropi. Oleh karena itu, kaca mata yang digunakannya haruslah berlensa
rangkap atau bifokal, yakni lensa cekung pada bagian atas untuk melihat benda
jauh dan lensa cembung pada bagian bawah untuk melihat benda-benda dekat.
Sementara itu, astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan lensa silindris.
d. Lensa Kontak
Lensa kontak atau contact lens juga dapat digunakan untuk
mengatasi cacat mata. Pada dasarnya lensa kontak adalah kacamata juga, hanya
tidak menggunakan rangka, melainkan ditempelkan langsung ke kornea mata.
B. KAMERA
Kamera merupakan alat optik yang menyerupai mata.
Elemen-elemen dasar lensa adalah sebuah lensa cembung, celah diafragma, dan
film (pelat sensitif). Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan benda,
celah diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk, dan film
berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa. Film terbuat dari bahan
yang mengandung zat kimia yang sensitif terhadap cahaya (berubah ketika cahaya
mengenai bahan tersebut). Pada mata, ketiga elemen dasar ini menyerupai lensa
mata (lensa cembung), iris (celah diafragma), dan retina (film).
Prinsip kerja kamera secara umum sebagai berikut. Objek yang
hendak difoto harus berada di depan lensa. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang
melewati objek masuk melalui celah diafragma menuju lensa mata. Lensa mata akan
membentuk bayangan benda. Supaya bayangan benda tepat jatuh pada film dengan
jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film.
Mengeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak fokus lensa pada mata
(akomodasi). Diagram pembentukan bayangan pada kamera ditunjukkan pada Gambar
7.
Gambar
7. Diagram pembentukan bayangan pada kamera.
Contoh Soal 3 :
Jarak fokus lensa sebuah kamera adalah 50 mm. Kamera
tersebut diatur untuk memfokuskan bayangan benda pada jauh tak terhingga.
Berapa jauh lensa kamera harus digeser agar dapat memfokuskan bayangan benda
yang terletak pada jarak 2,5 m?
Kunci Jawaban :
Ketika digunakan untuk memfokuskan benda yang letaknya jauh
di tak terhingga, bayangan benda tersebut akan tepat berada di titik fokus
lensa. Dengan kata lain, s' = f = 50 mm. Ketika jarak benda ke lensa, s = 2,5 m
= 2.500 mm, bayangannya :
Dengan demikian, lensa harus digeser sejauh 51,02 mm – 50 mm
= 1,02 mm.
C. LUP
Lup atau kaca pembesar (atau sebagian orang menyebutnya
suryakanta) adalah lensa cembung yang difungsikan untuk melihat benda-benda
kecil sehingga tampak lebih jelas dan besar, seperti tampak pada Gambar 8.
Penggunaan lup sebagai kaca pembesar
bermula dari kenyataan bahwa objek yang ukurannya sama akan terlihat berbeda
oleh mata ketika jaraknya ke mata berbeda. Semakin dekat ke mata, semakin besar
objek tersebut dapat dilihat. Sebaliknya, semakin jauh ke mata, semakin kecil
objek tersebut dapat dilihat. Sebagai contoh, sebuah pensil ketika dilihat pada
jarak 25 cm akan tampak dua kali lebih besar daripada ketika dilihat pada jarak
50 cm. Hal ini terjadi karena sudut pandang mata terhadap objek yang berada
pada jarak 25 cm dua kali dari objek yang berjarak 50 cm.
Meskipun jarak terdekat objek yang
masih dapat dilihat dengan jelas adalah 25 cm (untuk mata normal), lup
memungkinkan Anda untuk menempatkan objek lebih dekat dari 25 cm, bahkan harus
lebih kecil daripada jarak fokus lup. Hal ini karena ketika Anda mengamati
objek dengan menggunakan lup, yang Anda lihat adalah bayangan objek, bukan
objek tersebut. Ketika objek lebih dekat ke mata, sudut pandangan mata akan
menjadi lebih besar sehingga objek terlihat lebih besar. Perbandingan sudut
pandangan mata ketika menggunakan lup dan sudut pandangan mata ketika tidak
menggunakan lup disebut perbesaran sudut lup.
Untuk menentukan perbesaran sudut
lup, perhatikan Gambar 9. Sudut pandangan mata ketika objek yang dilihat berada
pada jarak Sn, yakni titik dekat mata, diperlihatkan pada Gambar 9(a),
sedangkan sudut pandangan mata ketika menggunakan lup diperlihatkan pada Gambar
9(b).
Gambar 9. Menentukan perbesaran lup (a) sudut pandang
mata tanpa menggunakan lup. (b) saat menggunakan lup.
|
Perbesaran sudut lup secara matematis didefinisikan sebagai
:
(1-6)
Dari Gambar 10. diperoleh bahwa :
dan
Untuk sudut-sudut yang sangat kecil berlaku :
dan,
Jika persamaan terakhir dimasukkan ke Persamaan (1–6),
perbesaran sudut lup dapat ditulis menjadi :
(1-7)
dengan :
Sn= titik dekat mata (25 cm untuk mata normal), dan
S = letak objek di depan lup.
Perlu dicatat bahwa objek yang akan dilihat menggunakan lup
harus diletakkan di depan lup pada jarak yang lebih kecil daripada jarak fokus
lup atau S ≤ f (f = jarak fokus lup). Ketika objek diletakkan di titik fokus
lup, S = f, bayangan yang dibentuk lup berada di tak terhingga, S' = −∞ . Ketika
bayangan atau objek berada di tak terhingga, mata dalam keadaan tanpa
akomodasi. Jika S = f dimasukkan ke Persamaan (6–7), diperoleh perbesaran sudut
lup untuk mata tanpa akomodasi, yaitu :
(1-8)
Persamaan (1–8) menunjukkan bahwa semakin kecil jarak fokus
lup, semakin besar perbesaran sudut lup tersebut. Apabila mata berakomodasi
maksimum mengamati bayangan dengan menggunakan lup, bayangan tersebut akan
berada di titik dekat mata atau S' = –Sn (tanda negatif karena bayangannya
maya). Sesuai dengan Persamaan (1–1) diperoleh :
atau,
Berdasarkan hasil tersebut, Persamaan (1–7) menjadi :
sehingga diperoleh perbesaran sudut ketika mata berakomodasi
maksimum,
yaitu :
(1-9)
Contoh Soal 4 :
Sebuah benda diletakkan di depan lup pada jarak 5 cm. Jika
jarak titik fokus lup 5 cm, tentukanlah perbesaran sudut lup.
Kunci Jawaban :
Karena S = f = 5 cm, mata akan melihat bayangan dengan
menggunakan lup tanpa akomodasi. Dengan demikian, perbesaran sudut lup adalah :
D. MIKROSKOP
Sebuah mikroskop terdiri atas
susunan dua buah lensa positif. Lensa yang berhadapan langsung dengan objek
yang diamati disebut lensa objektif. Sementara itu, lensa tempat mata mengamati
bayangan disebut lensa okuler. Fungsi lensa okuler ini sama dengan lup. Salah
satu bentuk sebuah mikroskop diperlihatkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Mikroskop digunakan dalam melihat benda-benda
kecil yang sulit dilihat oleh mata.
Fungsi mikroskop mirip dengan lup,
yakni untuk melihat objek-objek kecil. Akan tetapi, mikroskop dapat digunakan
untuk melihat objek yang jauh lebih kecil lagi karena perbesaran yang
dihasilkannya lebih berlipat ganda dibandingkan dengan lup. Pada mikroskop,
objek yang akan diamati harus diletakkan di depan lensa objektif pada jarak
antara fob dan 2fob sehingga bayangannya akan terbentuk pada jarak lebih besar
dari 2fob di belakang lensa objektif dengan sifat nyata dan terbalik. Bayangan
pada lensa objektif dipandang sebagai objek oleh lensa okuler dan terbentuklah
bayangan pada lensa okuler. Agar bayangan pada lensa okuler dapat dilihat atau
diamati oleh mata, bayangan ini harus berada di depan lensa okuler dan bersifat
maya. Hal ini dapat terjadi jika bayangan pada lensa objektif jatuh pada jarak
kurang dari fok dari lensa okuler. Proses terbentuknya bayangan pada mikroskop,
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 11. Pada Gambar 11 terlihat bahwa
bayangan akhir yang dibentuk oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.
Gambar 11. Diagram pembentukan bayangan pada mikroskop.
Jarak antara lensa objektif dan
lensa okuler menentukan panjang pendeknya sebuah mikroskop. Seperti dapat Anda
lihat pada Gambar 11, panjang mikroskop atau jarak antara lensa objektif dan
lensa okuler sama dengan jarak bayangan objektif ke lensa objektif ditambah
jarak bayangan objektif tadi ke lensa okuler atau secara matematis dituliskan :
(1-10)
dengan :
d = panjang mikroskop,
S'ob = jarak bayangan lensa objektif ke lensa objektif, dan
Sok = jarak bayangan objektif ke lensa okuler.
Perbesaran total yang dihasilkan
mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran yang dihasilkan oleh lensa
objektif dan perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa okuler. Secara
matematis, perbesaran total yang dihasilkan mikroskop ditulis sebagai berikut.
(1-11)
dengan :
M = perbesaran total yang dihasilkan mikroskop,
Mob = perbesaran yang dihasilkan lensa objektif, dan
Mok = perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler.
Perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif memenuhi :
(1-12)
sedangkan perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler
mirip dengan perbesaran sudut lup, yakni, untuk pengamatan tanpa akomodasi :
(1-15)
dan untuk pengamatan dengan berakomodasi maksimum :
(1-14)
dengan fok = panjang fokus lensa okuler.
Contoh Soal 5 :
Sebuah mikroskop memiliki panjang tabung 21,4 cm, fokus
objektif 4 mm, fokus okuler 5 mm. Untuk mendapatkan bayangan yang jelas dengan
mata tanpa akomodasi maka terhadap objektif benda harus berada pada jarak ...
cm.
a. 40
b. 41,4
c. 42,4
d. 44,4
e. 46,4
Kunci Jawaban :
Diketahui:
Fok = 5 mm,
Fob = 4 mm, dan
l = 21,4 cm.
Perbesaran bayangan bagi lensa okuler untuk mata
berakomodasi adalah :
dengan PP = punctum pro imum, yakni titik dekat mata = 25
cm. Benda harus berjarak 25 cm dari okuler dan (25+21,4) cm = 46,4 cm.
Jawab: e
Contoh Soal 6 :
Sebuah mikroskop memiliki jarak fokus lensa objektif dan
lensa okuler masingmasing 10 mm dan 5 cm. Sebuah benda ditempatkan 11 mm di
depan lensa objektif. Tentukan perbesaran mikroskop pada pengamatan:
(a) tanpa akomodasi
(b) berakomodasi maksimum
(c) berakomodasi pada jarak 50 cm.
Kunci Jawaban :
Diketahui:
fob = 10 mm
fok = 5 cm
Sob = 11 mm
Sn = 25 cm
Jarak bayangan oleh lensa objektif :
sehingga diperoleh S'ob = 110 mm. Dengan demikian,
perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif adalah:
Selanjutnya, perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa
okuler
• pada pengamatan tanpa akomodasi
• pada pengamatan dengan berakomodasi maksimum
• pada pengamatan dengan berakomodasi pada jarak 50 cm,
yakni S'ok = 50 cm,
sehingga [lihat kembali Persamaan (1–7)]
Dengan demikian, perbesaran total mikroskop
(a) pada pengamatan tanpa akomodasi,
M = Mob × Mok = 10 × 5 = 50 kali
(b) pada pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum,
M = Mob × Mok = 10 × 6 = 60 kali
(c) pada pengamatan dengan berakomodasi pada jarak 50 cm,
M = Mob × Mok = 10 × 5,5 = 55 kali
E. TEROPONG
Anda tentu pernah melihat bintang.
Pada malam hari, terutama ketika sinar bulan tidak terlalu terang,
bintang-bintang di langit akan terlihat sangat banyak. Akan tetapi
bintang-bintang tersebut terlihat sangat kecil, meskipun aslinya sangat besar,
bahkan mungkin lebih besar dari bulan yang Anda lihat. Lalu, apa yang digunakan
untuk mengamati benda-benda tersebut agar tampak jelas dan dekat?
Teropong atau teleskop merupakan
alat optik yang digunakan untuk melihat objek-objek yang sangat jauh agar
tampak lebih dekat dan jelas. Benda-benda langit, seperti bulan, planet, dan
bintang dapat diamati dengan bantuan teropong. Dengan adanya teropong, banyak
hal-hal yang berkaitan dengan luar angkasa telah ditemukan. Bagaimana proses
terlihatnya bintang menggunakan teropong? Dan tahukah Anda jenis-jenis teropong
yang digunakan untuk melihat benda jauh?
Gambar 12. Teropong.
Secara umum ada dua jenis teropong,
yaitu teropong bias dan teropong pantul. Perbedaan antara keduanya terletak
pada objektifnya. Pada teropong bias, objektifnya menggunakan lensa, yakni
lensa objektif, sedangkan pada teropong pantul objektifnya menggunakan cermin.
1. Teropong
Bintang
Teropong bintang menggunakan dua
lensa cembung, masing-masing sebagai lensa objektif dan lensa okuler dengan
jarak fokus objektif lebih besar daripada jarak fokus okuler ( fob >
fok). Diagram sinar pembentukan bayangan
pada teropong untuk mata tak terakomodasi sebagai berikut:
Gambar 13. Pembentukan bayangan menggunakan teropong
bintang.
Perbesaran sudut dan panjang teropong bintang memenuhi
persamaan-persamaan sebagai berikut:
(1)
Untuk mata tak terakomodasi
(1-15)
(2) Untuk mata berakomodasi maksimum (S'ok = –Sn)
(1-16)
Contoh Soal 7 :
Sebuah teropong bintang memiliki lensa objektif dengan jarak
fokus 150 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 30 cm. Teropong bintang
tersebut dipakai untuk melihat benda-benda langit dengan mata tak berakomodasi.
Tentukanlah
(a) perbesaran teropong
(b) panjang teropong.
Kunci Jawaban :
Diketahui:
jarak fokus objektif fob = 150 cm
jarak fokus okuler fok = 30 cm.
a. Perbesaran teropong untuk mata tak berakomodasi
b. Panjang teropong untuk mata tak berakomodasi
d = fob + fok = 150 + 30 = 180 cm
Contoh Soal 8 :
Teropong bintang memiliki perbesaran anguler 10 kali. Jika
jarak titik api objektifnya 50 cm, panjang teropong adalah ....
a. 5 cm
b. 32 cm
c. 45 cm
d. 50 cm
e. 55 cm
Kunci Jawaban :
Diketahui:
M = 10 kali, dan
Fob = 50 cm
fok = 5 cm
Panjang teropong
ok + ob = (50 cm + 5 cm) = 55 cm
Jawab: e
2. Teropong
Bumi
Teropong bumi menggunakan tiga jenis
lensa cembung. Lensa yang berada di antara lensa objektif dan lensa okuler
berfungsi sebagai lensa pembalik, yakni untuk pembalik bayangan yang dibentuk
oleh lensa objektif. Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong bumi mata
tak berakomodasi sebagai berikut:
Gambar 14. Pembentukan bayangan menggunakan teropong Bumi.
Perbesaran dan panjang teropong bumi untuk mata tak berakomodasi
berturut-turut memenuhi persamaan:
(1-17)
dengan fp = jarak fokus lensa pembalik.
Contoh Soal 9 :
Teropong bumi dengan jarak fokus lensa objektif 40 cm, jarak
fokus lensa pembalik 5 cm, dan jarak fokus lensa okulernya 10 cm. Supaya mata
melihat bayangan tanpa akomodasi, berapakah jarak antara lensa objektif dan
lensa okuler teropong tersebut?
Kunci Jawaban :
d = fob + fok + 4fp = 40 cm + 10 cm + 4(5 cm) = 70 cm
3. Teropong
Panggung
Teropong panggung atau teropong
Galileo menggunakan sebuah lensa cembung sebagai objektif dan sebuah lensa
cekung sebagai okuler. Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong
panggung sebagai berikut:
Gambar 15. Pembentukan bayangan pada teropong panggung.
Perbesaran dan panjang teropong panggung untuk mata tak
berakomodasi berturut-turut memenuhi persamaan :
(1-18)
Oleh karena lensa okulernya adalah lensa cekung maka fok
bertanda negatif.
Contoh Soal 10
:
Sebuah teropong panggung dipakai untuk melihat bintang yang
menghasilkan perbesaran 6 kali. Jarak lensa objektif dan okulernya 30 cm.
Teropong tersebut digunakan dengan mata tak berakomodasi. Tentukanlah jarak
fokus lensa okulernya.
Kunci Jawaban :
M = 6 kali dan d = 30 cm. Misalkan, fok = -a (lensa
cekungnya)
d = fob + fok →30 = 6a – a = 5a →a = 6 cm → fok = –6 cm
Dengan demikian, jarak fokus lensa okulernya adalah 6 cm.
4. Teropong
Pantul
Teropong pantul tersusun atas
beberapa cermin dan lensa. Teropong jenis ini menggunakan cermin cekung besar
sebagai objektif untuk memantulkan cahaya, cermin datar kecil yang diletakkan
sedikit di depan titik fokus cermin cekung F, dan sebuah lensa cembung yang
berfungsi sebagai okuler.
Gambar 16. Pembentukan bayangan pada teropong pantul.
F. PERISKOP
Periskop adalah teropong pada kapal
selam yang digunakan untuk mengamati benda-benda di permukaan laut. Periskop
terdiri atas 2 lensa cembung dan 2 prisma siku-siku sama kaki.
Jalannya sinar pada periskop adalah sebagai berikut:
ɸ Sinar
sejajar dari benda yang jauh menuju ke lensa obyektif.
ɸ Prisma P1
memantulkan sinar dari lensa objektif menuju ke prisma P2.
ɸ Oleh
prisma P2 sinar tersebut dipantulkan lagi dan bersilangan di depan lensa okuler
tepat di titik fokus lensa okuler.
G. PROYEKTOR SLIDE
Proyektor slide adalah alat yang
digunakan untuk memproyeksikan gambar diapositif sehingga diperoleh bayangan
nyata dan diperbesar pada layar. Bagian-bagian yang penting pada proyektor
slide, antara lain lampu kecil yang memancarkan sinar kuat melalui pusat kaca,
cermin cekung yang berfungsi sebagai reflektor cahaya, lensa cembung untuk
membentuk bayangan pada layar, dan slide atau gambar diapositif.
H. OPTALMOSKUP
Alat ini dipakai untuk memeriksa
retina mata. pada gambar melukiskan bagian-bagian penting dari optalmoskup.
berkas cahaya yang datang dari sumber cahaya S yang terletak pada fokus
lensa L1 dibiaskan sejajar ke cermin C. dari cermin
C sinar dpantulkan ke amta. selanjutnya dokter dapat mengamati retina
melalui lubang ditengah-tengah cermin C dan lensa L2 bertindak
sebagai lup.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alat‐alat optik
adalah alat‐alat yang salah
satu atau lebih
komponennya menggunakan benda
optik. Misalnya, cermin, lensa, atau prisma.
Alat optik memanfaatkan
prinsip pemantulan dan
atau pembiasan cahaya.
Beberapa alat optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop,
proyektor, dan episkop.
B. SARAN
Saran yang
dapat penulis sampaikan
ialah agar pembaca
dapat mengetahui betapa
pentingnya alat‐alat optik bagi kehidupan manusia
No comments:
Post a Comment